Rabu, 24 Desember 2008

Lagi, Polwiltabes Bekuk 7 Pelaku Penipuan Melalui SMS

Laporan : Mahatir Mahbub
MAKASSAR -- Setelah berhasil menangkap Tujuh pelaku penipuan melalui Short Message Service (sms) bulan November lalu di Gowa, anggota unit khusus Polwiltabes Makassar yang dipimpin langsung Kepala Unit (Kanit) Khusus Polwiltabes, Ajun Komisaris Polisi
(AKP) Rafiuddin, Selasa malam, 23 Desember, kembali membekuk Tujuh kawanan penipuan sms lainnya di dua tempat yakni, di Jalan Bumi Tamalanrea Permai (BTP) dan Jalan Sunu.

Ke Tujuh pelaku yang juga berasal dari Kecamatan Belawa, Sidrap itu masing-masing, Ishak alias Iccang,23, Amrullah,24, Amirullah,20, Zulkifli,22, Mustamar,25, Nursam,24, serta pemipinnya Arif,23. Adapun barang bukti yang berhasil diamankan dari tangan ke Tujuh pelaku tersebut yakni, Kartu kredit, Handphone (hp), Dompet, kartu perdana jenis Simpati, Buku tabungan, STNK mobil palsu, Satu set komputer, Scan (alat pembuat kupon undian), bungkus sabun jenis Attack, Televisi 14 inchi, Playstation, Speaker jenis Toshiba. Selengkapnya lihat di grafis.

Informasi yang dihimpun Fajar, Rabu 24 Desember dari Kanit Khusus Polwiltabes Makassar, AKP Rafiuddin, penangkapan ke Tujuh pelaku tersebut berawal dari tertangkapnya Ishak alias Iccang di depan pintu Satu Universitas Hasanuddin (Unhas), dengan cara menghubunginya melalui via Handphone (hp) menggunakan suara wanita.

" Ishak kami pancing untuk ketemuan di depan pintu Satu Unhas. Suara wanita kami gunakan untuk memancing Ishak, dengan berpura-pura menjadi pemenang undian (korban,red) dan bermaksud ingin memberi uang administrasi yang diminta oleh pelaku," ungkap Rafiuddin.

Setelah menemui kesepakatan untuk janjian di depan pintu Satu Unhas, Ishak kemudian mendatangi anggota kepolisian yang langsung membekuknya. Dari penangkapan Ishak inilah, anggota unit khusus Polwiltabes melakukan pengembangan ke-enam rekan pelaku
lainnya. Dari pengembangan, anggota menangkap Mustamar dan Nursam di BTP. Sedangkan pelaku utama Arif, Amrullah, Amirullah, serta Amrullah dibekuk di Jalan Sunu.

" Kami membekuk mereka di dua tempat. Itu dari hasil tertangkapnya Ishak yang bertugas sebagai pencetak kupon. Selama ini kami kira kalau semua alat yang digunakan pelaku berada di Belawa. Namun setelah kami menggeledah rumah kontrakan Arif di Jalan Sunu, semua alat ada di rumah tersebut," tambah Rafiuddin.

Adapun cara yang digunakan oleh ketujuh pelaku ini, sama seperti yang digunakan oleh tujuh pelaku yang tertangkap sebelumnya di Kabupaten Gowa, yakni dengan menggunakan nama petinggi Polri yang ada di Sulsel seperti Kapolwiltabes Makassar, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Burhanuddin Andi, Wadir Reskrim Polda Sulselbar, serta beberapa nama lainnya.

Pengakuan pelaku utama, Arif di depan pemeriksa di Polwiltabes Makassar mengatakan, dirinya menjalankan praktik penipuan ini sejak Satu tahun lalu, dan telah meraup keuntungan hingga ratusan juta rupiah. Enam anggota lainnya mendapatkan 10 persen dari setiap
korbannya," Satu bulan tidak tentu berapa korban. Biasanya Tiga atau Empat orang. Setiap korban, anggota yang menemukan saya beri Sepuluh persen dari hasil yang diperoleh. Sebelum melakukan aksi, saya melakukan ritual dengan membaca doa di depan sesajen," beber Arif.

Selama melakukan aksinya tercatat dari hasil pemeriksaan pelaku, sudah Sepuluh kali mereka berhasil menipu korbannya dengan menggunakan nama biasa, Sepuluh kali menggunakan nama AKBP Muliyadi dan sekali menggunakan nama Kapolwiltabes Makassar.

Arif yang diperintahkan mempraktikkan melalui hp : " Hallo selamat pagi, saya Kapolwiltabes Makassar meminta saudara, untuk membantu mengirimkan biaya administrasi ke perusahaan yang saudara menangkan undiannya," itulah cara Arif menipu korbannya.

Kapolwiltabes Makassar, Kombes Pol Burhanuddin Andi, sempat geram melihat tujuh pelaku saat menyempatkan diri mengunjungi di ruang pemeriksaan. Pasalnya, alasan Burhanuddin, ini yang kedua kalinya namanya di catut oleh pelaku untuk menipu," Saya yakin mereka ada yang membekingi. Tidak mungkin mereka berani, mengetahui dan menyebut nama petinggi Polri yang ada di Sulsel kalau tidak ada yang memebritahukan mereka," ucap Burhanuddin.

Adapun kartu tanda anggota (KTA) yang dipegang pelaku, atas nama salah satu anggota bagian Subbid Bin Profesi Bidang Propam Polda Sulselbar yakni, Brigadir Polisi (Brigpol) Ariadi. Burhanuddin mengatakan, pihaknya akan mengusut tuntas oknum polisi tersebut.
Pasalnya penangkapan sebelumnya, KTA seperti itu juga dimiliki oleh pelaku.

" Kami Polri tidak akan memberikan toleransi kepada siapapun anggota Polri, yang terlibat dalam tindak kriminal. Nama oknum tersebut akan kami usut dan apabila terbukti pasti akan ditindaki, dengan seberat-beratnya. Ini sudah yang kedua kalinya nama oknum tersebut disebut oleh pelaku," tegas Burhanuddin.

Pengakuan Arif sendiri, dirinya sering memberi uang sebesar Seratus ribu kepada oknum anggota Propam tersebut, setiap bertemu. Dan lebih parahnya lagi, kata Arif anggota Propam Polda Sulselbar itu, mengetahui praktik penipuan yang selama ini digelutinya," Dia
au pekerjaan saya seperti ini. Setiap ketemu saya beri uang sebesar Seratus ribu kepada Brigpol Ariadi," ungkap Arif.

=========================
Grafis barang bukti yang diamankan :
Untuk kartu kredit :Delapan dari Bank Republik Indonesia (BRI)Dua belas dari Bank Nasional Indonesia (BNI)Lima dari Bank MandiriSatu dari Bank DanamonSatu dari BCA
Yang lainnya :Empat belas Handphone (hp) berbagai merekEnam DompetTiga belas Kartu Perdana jenis SimpatiSatu buku tabungan dari Bank Nasional Indonesia (BNI)Satu unit Televisi 14 inchiSatu unit Playastation tipe Tiga
Perlengkapan Komputer seperti :Satu unit CPUSatu unit MonitorDua unit Printer jenis hpDua unit Speaker komputer===============
Tugas-tugas pelaku
- Arif, warga Wongkoe Belawa, pimpinan komplotan, tugas bicara dengan korban- Ishak bertugas sebagai pencetak kupon- Amrullah bertugas sebagai penjemput uang di lokasi janjian, dan sering menggunakan
nama petingga Telkomsel Bambang Wardoyo- Amirullah bertugas sebagai penjemput uang di lokasi janjian, dan sering menggunakan
nama petinggi Bank Indonesia (BI)- Zulkifli bertugas sebagai pembeli perlengkapan- Mustamar bertugas meng-sms korban- Nursam bertugas meng-sms korban.

Tidak ada komentar: